Profil Desa Kuripan

Ketahui informasi secara rinci Desa Kuripan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kuripan

Tentang Kami

Desa Kuripan di Kecamatan Watumalang, Wonosobo, merupakan lumbung pertanian rempah dan palawija di tengah perbukitan terjal. Desa ini unggul dalam budidaya kapulaga dan didukung oleh semangat gotong royong masyarakat petani yang tangguh dan mandiri.

  • Sentra Pertanian Rempah

    Kuripan dikenal sebagai salah satu pusat budidaya tanaman rempah, khususnya kapulaga (cardamom), yang tumbuh subur di bawah naungan pohon salak dan menjadi komoditas andalan bernilai ekonomi tinggi.

  • Ketahanan Pangan Lokal

    Perekonomian desa bertumpu pada pertanian lahan kering dengan komoditas vital seperti jagung, singkong, dan perkebunan salak yang menjadi pilar utama ketahanan pangan dan pendapatan warga.

  • Resiliensi di Medan Curam

    Berada di topografi ekstrem khas Watumalang, masyarakat Desa Kuripan menunjukkan resiliensi dan kearifan lokal yang tinggi dalam mengelola lahan miring melalui sistem tumpang sari dan konservasi tanah sederhana.

XM Broker

Desa Kuripan, sebuah permukiman agraris yang terhampar di antara kontur terjal perbukitan Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo, adalah sebuah simbol ketangguhan dan harmoni antara manusia dan alam. Nama "Kuripan" sendiri dalam kosmologi Jawa kuno seringkali merujuk pada "negeri yang memberi kehidupan," sebuah nama yang sangat selaras dengan peran desa ini sebagai lumbung pangan dan rempah yang menghidupi ribuan warganya. Di tengah tantangan geografis yang tidak ringan, masyarakat Desa Kuripan berhasil mengubah lereng-lereng curam menjadi lahan produktif.Sebagai bagian integral dari Watumalang, desa ini menjadi rumah bagi para petani ulet yang mengandalkan kearifan lokal dalam bercocok tanam. Desa ini dikenal sebagai salah satu sentra budidaya kapulaga dan hasil bumi lainnya yang menopang perekonomian lokal. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek kehidupan di Desa Kuripan, dari kondisi geografisnya yang menantang, kekuatan ekonominya di sektor pertanian, hingga fondasi sosial budayanya yang komunal dan berdaya tahan.

Geografi dan Adaptasi di Lereng Curam

Secara administratif, Desa Kuripan tercatat dalam sistem pemerintahan dengan Kode Kementerian Dalam Negeri 33.07.02.2013. Desa ini menempati salah satu kawasan dengan topografi paling menantang di Kecamatan Watumalang, yang secara umum dikenal memiliki relief perbukitan yang curam dan lembah-lembah yang dalam. Kehidupan di Kuripan adalah representasi dari adaptasi manusia terhadap lingkungan alam pegunungan.Luas wilayah Desa Kuripan yaitu sekitar 326,75 hektare atau 3,27 kilometer persegi. Mayoritas mutlak dari wilayah ini ialah lahan pertanian kering atau tegalan yang terhampar di lereng-lereng bukit. Pola pemukiman penduduk dibangun secara berkelompok di area-area yang relatif lebih landai dan stabil, mengikuti alur alami kontur tanah. Batas-batas wilayahnya meliputi: di sebelah utara, berbatasan dengan Desa Wonoroto; di sisi timur, berbatasan dengan Desa Wonokampir; di sebelah selatan, berbatasan dengan Desa Watumalang dan Desa Binangun; serta di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kaliwiro.Kondisi geografis yang ekstrem ini menjadi faktor utama yang membentuk pola pertanian dan kehidupan sosial di desa. Pembangunan infrastruktur seperti jalan menjadi sebuah tantangan tersendiri. Namun di sisi lain, lingkungan ini juga memberikan keuntungan berupa udara yang bersih, tanah vulkanik yang subur untuk tanaman tertentu dan lanskap alam yang mempesona.

Demografi dan Karakter Masyarakat Petani Tangguh

Kehidupan yang menyatu dengan alam yang keras telah menempa karakter masyarakat Desa Kuripan menjadi pribadi yang pekerja keras, sabar, dan memiliki solidaritas sosial yang tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam "Kecamatan Watumalang dalam Angka 2023", jumlah penduduk Desa Kuripan tercatat sebanyak 2.505 jiwa. Populasi ini terdiri dari 1.282 penduduk laki-laki dan 1.223 penduduk perempuan.Dengan luas wilayah 3,27 kilometer persegi, maka tingkat kepadatan penduduk di Desa Kuripan mencapai sekitar 766 jiwa per kilometer persegi. Angka kepadatan yang relatif rendah ini mencerminkan karakteristik pemukiman di wilayah perbukitan, di mana lahan pertanian mendominasi ruang lebih banyak dibandingkan dengan area pemukiman.Hampir seluruh penduduk Desa Kuripan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Profesi sebagai petani lahan kering menjadi identitas utama yang diwariskan dari generasi ke generasi. Ketergantungan pada hasil bumi dan musim tanam membuat masyarakat memiliki ikatan komunal yang sangat kuat. Semangat gotong royong menjadi perekat sosial yang paling ampuh, termanifestasi dalam berbagai kegiatan bersama, mulai dari mengolah lahan, memperbaiki fasilitas umum, hingga saling membantu saat ada warga yang tertimpa musibah.

Pilar Ekonomi: Pertanian Rempah dan Palawija

Perekonomian Desa Kuripan berdiri kokoh di atas pilar pertanian lahan kering. Para petani dengan cerdas memanfaatkan setiap jengkal tanah di lereng perbukitan untuk menanam berbagai komoditas bernilai ekonomi. Salah satu komoditas andalan yang menjadi ciri khas Desa Kuripan adalah tanaman rempah, khususnya kapulaga (cardamom).Kapulaga menjadi pilihan favorit karena tanaman ini dapat tumbuh subur di bawah naungan pohon lain, sehingga sangat ideal untuk ditanam dengan sistem tumpang sari di antara kebun salak atau tanaman kayu lainnya. Aroma dan kualitas kapulaga dari wilayah pegunungan seperti Kuripan sangat dihargai di pasaran, menjadikannya sumber pendapatan tunai yang signifikan bagi para petani. Hasil panen kapulaga yang telah dikeringkan kemudian dijual kepada para pengepul untuk didistribusikan ke pasar rempah yang lebih besar.Selain kapulaga, komoditas utama lainnya adalah palawija sebagai tanaman pangan pokok. Jagung dan singkong ditanam secara luas untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga dan pakan ternak. Perkebunan salak juga menjadi pemandangan umum, buahnya dijual segar ke pasar-pasar terdekat. Untuk investasi jangka panjang, petani menanam pohon albasia dan jenis kayu keras lainnya, yang berfungsi ganda sebagai aset ekonomi masa depan sekaligus penahan erosi di lahan miring.

Sektor Pendukung dan Potensi Pengembangan

Untuk melengkapi pendapatan dari sektor pertanian, masyarakat Desa Kuripan juga mengembangkan beberapa kegiatan ekonomi pendukung. Peternakan skala rumah tangga menjadi yang paling umum. Hampir setiap keluarga memelihara kambing atau ayam. Selain dapat dijual sewaktu-waktu untuk kebutuhan mendesak, ternak ini juga menjadi sumber pupuk organik yang vital untuk menjaga kesuburan tanah tegalan mereka, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.Potensi pengembangan ekonomi di Desa Kuripan ke depan masih sangat terbuka, terutama dalam hal peningkatan nilai tambah produk pertanian. Saat ini, sebagian besar hasil bumi dijual dalam bentuk mentah. Dengan adanya pelatihan dan pendampingan, masyarakat dapat didorong untuk mengolah kapulaga menjadi produk turunan seperti bubuk kapulaga kemasan, minyak atsiri, atau produk jamu. Begitu pula dengan singkong yang dapat diolah menjadi keripik, tepung mocaf, atau makanan olahan lainnya.Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang pengolahan hasil pertanian ini akan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan warga, dan membuat ekonomi desa menjadi lebih tangguh terhadap fluktuasi harga komoditas mentah.

Kehidupan Sosial dan Kearifan Lokal

Kehidupan sosial di Desa Kuripan berjalan dalam harmoni yang didasari oleh nilai-nilai kebersamaan dan kearifan lokal. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, masyarakat masih memegang teguh tradisi dan adat istiadat yang diwariskan oleh para leluhur. Masjid dan musala tidak hanya berfungsi sebagai pusat ibadah, tetapi juga sebagai pusat interaksi sosial, pendidikan, dan musyawarah warga.Kearifan lokal dalam bidang pertanian sangat menonjol. Para petani memiliki pengetahuan mendalam tentang kalender tanam tradisional (pranata mangsa), cara membaca tanda-tanda alam, dan teknik-teknik konservasi tanah sederhana seperti pembuatan terasering dan penanaman tanaman penguat teras. Pengetahuan ini adalah kunci keberhasilan mereka dalam bercocok tanam di medan yang sulit selama berabad-abad.Dalam menghadapi modernisasi, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana mentransfer pengetahuan dan kecintaan terhadap pertanian ini kepada generasi muda. Menjadikan pertanian sebagai profesi yang membanggakan dan menguntungkan melalui penerapan teknologi tepat guna dan akses pasar yang lebih baik menjadi agenda penting bagi masa depan Desa Kuripan.

Penutup

Desa Kuripan adalah bukti nyata dari ketangguhan spirit manusia dalam beradaptasi dan memakmurkan tanah di tengah tantangan alam. Di setiap lerengnya yang terjal, terpahat kisah kerja keras para petani yang mengubah tanah miring menjadi sumber kehidupan. Budidaya kapulaga dan komoditas pertanian lainnya bukan hanya aktivitas ekonomi, melainkan bagian dari identitas dan budaya yang mengakar kuat.Dengan fondasi sosial yang kokoh berlandaskan gotong royong dan kekayaan sumber daya alam yang dikelola dengan bijak, Desa Kuripan memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Peningkatan nilai tambah produk pertanian dan penguatan kapasitas UMKM akan menjadi langkah strategis untuk membawa "negeri pemberi kehidupan" ini menuju tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi, tanpa meninggalkan kearifan lokal yang menjadi kekuatannya.